Carlos Ghosn. (ERIC PIERMONT / AFP)
WARTABARU.COM – Pengacara mantan bos Nissan, Carlos Ghosn, mengatakan pada Sabtu (4/1) dirinya marah dan merasa dikhianati atas usaha pelarian kliennya dari Jepang ke Libanon. Meski begitu pengacara bernama Takashi Takano itu berekspresi memahami situasi Ghosn yang bilang tidak akan mendapat persidangan adil di Jepang.
“Kemarahan saja mulai berubah menjadi sesuatu yang lain. Saya dikhianati, tetapi yang menghkhianati saya bukan Carlos Ghosn,” tulis Takano dalam unggahan blog, dilansir dari apnews.com.
Takano menggambarkan situasi Ghosn yang dilarang bertemu istrinya sebagai pelanggaran atas hak asasi manusia. Dia juga bilang Ghosn khawatir tidak mendapat persidangan yang adil dan prediksi proses hukum di Jepang bakal memakan waktu tahunan.
Ghosn yang menunggu proses persidangan pada April di Jepang karena tuduhan kecurangan finansial terakhir kali terlihat meninggalkan rumahnya di Tokyo melalui kamera pengawas pada 29 Desember 2019. Kepergian Ghosn ini diduga awal cerita meninggalkan Jepang.
Sembari menunggu proses persidangan, Ghosn menjalani masa bebas tahanan dengan jaminan dari pengadilan Jepang. Beberapa syarat dalam masa itu yakni Ghosn dilarang meninggalkan Jepang dan rumahnya diawasi kamera selama 24 jam.
Takano, pengacara utama Ghosn yang meminta bebas tahanan, menyadari kebanyakan tersangka tidak akan bisa merangkai pelarian seperti Ghosn. Namun jika bisa, ‘Mereka pasti mau mencobanya,” kata Takano.
Terakhir kali Takano melihat Ghosn disebut saat malam Natal, ketika itu Ghosn duduk di bangku sambil video call dengan istrinya, Carole, selama sejam. Menurut hukum Jepang saat Ghosn menghubungi istrinya harus diawasi pengacara.
Media Jepang Sankei melaporkan pada Sabtu bahwa penerbangan Ghosn keluar Jepang terjadi tepat saat jasa keamanan swasta yang disewa Nissan Motor Co. berhenti bekerja. Ghosn dijelaskan sedang menyiapkan komplain terkait usaha Nissan itu.
Ghosn diketahui telah kabur dari Jepang dan mendarat di Beirut, Libanon pada Minggu (29/12) melalui Turki. Kepolisian internasional, Interpol, telah mengeluarkan rekomendasi pencarian buat Ghosn kepada pemerintah Libanon.
Menteri Kehakiman Libanon Albert Serhan menjelaskan Ghosn masuk ke Libanon menggunakan paspor legal dan punya kemungkinan tidak akan menyerahkannya ke Jepang. Libanon dan Jepang tidak punya kerja sama ekstradisi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.
