Mengungkap Siapa di Balik Tagar #TurunkanJokowi

Mengungkap Siapa di Balik Tagar #TurunkanJokowiIlustrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

WARTABARU.COM – Pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi menganalisis tagar #TurunkanJokowi yang sudah menjadi cuitan terpopuler di Twitter sejak Senin (23/9) malam sekitar pukul 23:00 WIB.

Berdasarkan analisis DroneEmprit, tagar #TurunkanJokowi mulai muncul sejak pukul 11:00 dan mulai meningkat jelang tengah malam. Menurut Ismail, tren tagar ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan tagar #GejayanMemanggil yang terlebih dulu muncul.

“#GejayanMemanggil lebih dahulu muncul dengan volume yang tinggi. Tagar #TurunkanJokowi baru muncul jam 11:00 tgl 23 Sept. Dan tiba-tiba naik pesat pukul 21:00. Menjelang tengah malam,” tulisnya lewat akun @ismailfahmi, Selasa (24/9).

[Gambas:Twitter]

Meski sempat sama-sama menempati posisi tagar terpopuler, namun menurut Ismail volume cuitan #TurunkanJokowi masih lebih kecil dari dari #GejayanMemanggil.

[Gambas:Twitter]

Menurut Ismail, tagar #TurunkanJokowi berasal dari kelompok yang berbeda dengan tagar #GejayanMemanggil. Hal ini berdasarkan pengamatan perangkat lunak penganalisis media sosial, Drone Emprit.

[Gambas:Twitter]

“Tagar #TurunkanJokowi ternyata bukan bagian dari mereka yang mengangkat #GejayanMemanggil. Seperti buatan oposisi,” tulisnya setelah membaca hasil analisis perangkat lunak tersebut.

Lebih lanjut, Ismail menjelaskan bahwa ada relasi yang kuat antara tagar Turunkan Jokowi dengan Gejayan Memanggil. Relasi ini menurut Ismail menandakan adanya dukungan yang kuat dari pihak oposisi pemerintah yang menggunakan tagar #TurunkanJokowi. Mereka mendukung gerakan mahasiswa yang menggunakan tagar #GejayanMemanggil. Namun, tagar #TurunkanJokowi tidak digaungkan kembali oleh akun para mahasiswa.

Ismail pun membongkar siapa saja yang memegang pengaruh terbesar dari populernya tagar ini. Ia membeberkan akun-akun yang menjadi sumber viralnya tagar tersebut.

[Gambas:Twitter]

Ismail juga menyingkap isu yang diangkat lewat tagar yang didukung para oposisi ini. Kubu ini menggunakan kalimat dengan sentimen negatif terhadap pemerintah. Sementara perjuangan mahasiswa menekankan pada kebijakan DPR atas sejumlah aturan yang masih kontroversial.

[Gambas:Twitter]

Ismail mengingatkan bahwa gerakan mahasiswa ini akan mudah disusupi dengan agenda-agenda lain di luar tuntutan mahasiswa.

“Narasi baru di luar tuntutan mahasiswa bisa muncul baik di media sosial, atau saat orasi di lapangan,” tulisnya. “Mahasiswa perlu waspada, cerdas, dan tetap damai,” ia mengingatkan.

Dalam siaran pers, gerakan #GejayanBergerak mengajukan tujuh tuntutan atas aturan yang berpolemik dan telah disahkan oleh DPR. Tuntutan tersebut diantaranya menunda pembahasan ulang Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), merevisi UU KPK yang baru saja disahkan, menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang seharusnya bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan.

Menolak pasal-pasal bermasalah dalam Revisi UU Ketenagakerjaan, menolak pasal-pasal dalam Revisi UU Pertanahan, rancangan UU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) lekas disahkan, dan mendorong suatu proses demokratisasi di Indonesia. Tidak boleh ada lagi penangkapan aktivis dari berbagai kelompok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top