BPPT Klaim Modifikasi Cuaca Sukses Turunkan Hujan di Riau

BPPT Klaim Modifikasi Cuaca Sukses Turunkan Hujan di RiauIlustrasi penyemaian garam untuk proses hujan buatan. (Foto: LOIC VENANCE / AFP)

WARTABARU.COM – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melaporkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) akhirnya berhasil menurunkan hujan di Kelurahan Batu Teritip, Dumai pada Rabu (18/9). Upaya ‘membuat’ hujan buatan dilakukan sejak beberapa waktu lalu diklaim berhasil memengaruhi turunnya hujan.

Selang sehari berikutnya, Kamis (19/9) hujan juga turun di Kelurahan Teluk Blitung Kecamatan Merbau Kabupaten Meranti dan daerah pasir Pangarain Rokan Hulu. Upaya ‘membuat’ hujan buatan dilakukan sejak beberapa waktu lalu diklaim berhasil memengaruhi turunnya hujan.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengatakan bahwa hujan yang terjadi di Dumai pada sore hari menjelang malam. Sementara di Meranti dan Rokan Hulu hujan turun pada Kamis sore sekitar pukul 16.31 WIB.

“Pesawat TNI AU Hercules C 130 mengangkut sekitar 2.400 kg garam untuk operasi penyemaian di Dumai, Rokan Hilir dan Padang Sidempuan. Sedangkan pada penerbangan kedua, mengerahkan pesawat Cassa 212-200 yang membawa sekitar 800 kg garam di Kampar dan Rokan Hulu,” terang Tri melalui keterangan resmi.

Modifikasi cuaca ini telah dilaksanakan selama 160 hari. Sebanyak 134 sorti penerbangan melakukan penyemaian garam di awan. Diperkirakan sebanyak lebih dari 700 juta meter kubik air hujan telah turun di Dumai selama operasi berlangsung.

Upaya penyemaian garam di Meranti dan Rokan Hulu melibatkan penerbangan penyemaian awan (sorti 1) menggunakan pesawat Cassa 212-200 yang mengangkut sekitar 800 kg NaCl di wilayah Kab. Kampar, Kab. Pelalawan dan Kab. Lima Puluh Koto.

Penerbangan penyemaian (sorti 2) dengan pesawat Hercules C130 mengangkut 2400 Kg NaCL, operasi dilaksanakan di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kep. Meranti.

“Total volume air pada Rabu (18/9) di Dumai tercatat mencapai 3,5 juta meter kubik. Kami mencatat Jumat (20/9) ini volume air hujan pada Kamis di Meranti dan Rokan Hulu mencapai 1,7 juta meter kubik,” ucapnya.

Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT wilayah Riau Samba Wirahma mengatakan pihaknya menemukan kendala asap tebal yang menyulitkan sinar matahari untuk menembus. Hal ini membuat awan konvektif sulit terbentuk.

“Tingkat kesulitan tebalnya kabut asap yang capai ketinggian 7.000-8.000 kaki dan terbentuknya lapisan awan di ketinggian 14 ribu hingga 15 ribu kaki yang menyulitkan sinar matahari masuk menembus ke permukaan bumi,” katanya.

Samba mengatakan pihaknya memperkirakan potensi awan di wilayah Riau dan sekitarnya akan membaik dalam waktu 2-4 hari mendatang.

Khusus untuk penyemaian di Meranti dan Rokan Hilir, BPPT menargetkan bisa memadamkan api dan membahasi lahan gambut. Upaya hujan buatan masih dilakukan di Palalawan dan Indragiri Hulu yang masih diselimuti asap kebakaran hutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top